WASHINGTON - Perhatian yang diberikan di tahap awal kehidupan seorang anak bisa membantu memperbesar hippocampus, yaitu wilayah otak yang bertanggung jawab terhadap pembelajaran, ingatan, dan respon stres.
Sebuah riset menggunakan hewan menunjukkan bahwa dukungan ibu dapat menimbulkan efek positif pada perumbuhan hippocampus seekor tikus, produksi sel otak, dan kemampuan untuk bertahan terhadap stres. Sementara itu, riset yang dilakukan pada anak manusia menemukan adanya hubungan antara pengalaman sosial awal dan volume amigdala, yaitu bagian yang mengatur pemrosesan dan ingatan tentang reaksi emosi.
Seperti dilansir Live Science, Selasa (31/1/2012), kini gambaran otak telah mengungkap bahwa kasih ibu secara fisik dapat mempengaruhi volume hipokampus anaknya. Dalam studi tersebut, anak-anak dari ibu yang perhatian memiliki volume hipokampus 10 persen lebih besar, ketimbang anak-anak yang ibunya kurang perhatian. Penelitian juta telah menyatakan adanya hubungan antara hippocampus yang lebih besar dan memori yang lebih baik.
"Kami sekarang dapat mengatakan dengan yakin bahwa lingkungan psikososial memiliki dampak material pada cara perkembangan otak manusia," kata Joan Luby, pimpinan riset sekaligus psikiater di Washington University School of Medicine di St Louis, Mo.
"Hal ini menimbulkan angin yang sangat kuat di belakang layar gagasan, bahwa mengasuh anak-anak di masa awal berdampak positif pada perkembangan mereka," tambahnya.
Penelitian ini merupakan bagian dari proyek yang sedang berlangsung, untuk melacak perkembangan anak-anak yang mengalami serangan depresi dini. Sebagai bagian dari proyek, Luby dan rekan-rekannya mengukur dukungan ibu bahwa anak-anak yang yang diterima selama tugas yang disebut "menunggu. Anak-anak tersebut bberada di rentang usia 3 sampai 6 tahun, dan memiliki gejala depresi, gangguan kejiwaan lain atau ada masalah kesehatan mental .
Para peneliti menempatkan ibu dan anak di kamar bersama dengan hadiah menarik dibungkus dan dalam survei diisi Ibu. Anak-anak diberitahu bahwa mereka tidak bisa membuka bungkusnya kecuali lima menit telah berlalu. Sekelompok psikiater, yang tidak tahu tentang kesehatan anak-anak atau temperamen orang tuanya, memberi penilaian terhadap jumlah dukungan yang diberi ibu kepada anak-anak mereka.
Seorang ibu yang sangat mendukung, misalnya, akan menghibur anaknya, menjelaskan bahwa anak itu hanya tinggal menunggu beberapa menit lagi, dan menerangkan bahwa dia memahami situasi tersebut membuat frustasi.
"Tugas itu mengulang kejadian di kehidupan sehari-hari," kata Luby yang menunjukkan bahwa melalui hal itu para peneliti memperoleh gagasan tentang berapa banyak dukungan yang diterima anak di rumah.
Sekarang, atau sekira empat tahun kemudian, para peneliti melakukan MRI (Magnetic Resonance Imaging) scan pada 92 anak yang malakukan tugas menunggu tersebut. Dibandingkan dengan anak non-depresi yang memperoleh dukungan tinggi dari ibu, anak non-depresi yang meperoleh dukungan rendah volume hippocampus-nya 9,2 persen lebih kecil.
Sementara itu anak-anak penderita depresi yang memperoleh dukungan tinggi memiliki volume 6,2 persen lebih kecil, kemudian yang memperoleh dukungan rendah memiliki 10,6 persen lebih kecil.
Penelitian tersebut dipublikasikan dalam jurnal Proceeding of National Academy of Sciences.
Seperti dilansir Live Science, Selasa (31/1/2012), kini gambaran otak telah mengungkap bahwa kasih ibu secara fisik dapat mempengaruhi volume hipokampus anaknya. Dalam studi tersebut, anak-anak dari ibu yang perhatian memiliki volume hipokampus 10 persen lebih besar, ketimbang anak-anak yang ibunya kurang perhatian. Penelitian juta telah menyatakan adanya hubungan antara hippocampus yang lebih besar dan memori yang lebih baik.
"Kami sekarang dapat mengatakan dengan yakin bahwa lingkungan psikososial memiliki dampak material pada cara perkembangan otak manusia," kata Joan Luby, pimpinan riset sekaligus psikiater di Washington University School of Medicine di St Louis, Mo.
"Hal ini menimbulkan angin yang sangat kuat di belakang layar gagasan, bahwa mengasuh anak-anak di masa awal berdampak positif pada perkembangan mereka," tambahnya.
Penelitian ini merupakan bagian dari proyek yang sedang berlangsung, untuk melacak perkembangan anak-anak yang mengalami serangan depresi dini. Sebagai bagian dari proyek, Luby dan rekan-rekannya mengukur dukungan ibu bahwa anak-anak yang yang diterima selama tugas yang disebut "menunggu. Anak-anak tersebut bberada di rentang usia 3 sampai 6 tahun, dan memiliki gejala depresi, gangguan kejiwaan lain atau ada masalah kesehatan mental .
Para peneliti menempatkan ibu dan anak di kamar bersama dengan hadiah menarik dibungkus dan dalam survei diisi Ibu. Anak-anak diberitahu bahwa mereka tidak bisa membuka bungkusnya kecuali lima menit telah berlalu. Sekelompok psikiater, yang tidak tahu tentang kesehatan anak-anak atau temperamen orang tuanya, memberi penilaian terhadap jumlah dukungan yang diberi ibu kepada anak-anak mereka.
Seorang ibu yang sangat mendukung, misalnya, akan menghibur anaknya, menjelaskan bahwa anak itu hanya tinggal menunggu beberapa menit lagi, dan menerangkan bahwa dia memahami situasi tersebut membuat frustasi.
"Tugas itu mengulang kejadian di kehidupan sehari-hari," kata Luby yang menunjukkan bahwa melalui hal itu para peneliti memperoleh gagasan tentang berapa banyak dukungan yang diterima anak di rumah.
Sekarang, atau sekira empat tahun kemudian, para peneliti melakukan MRI (Magnetic Resonance Imaging) scan pada 92 anak yang malakukan tugas menunggu tersebut. Dibandingkan dengan anak non-depresi yang memperoleh dukungan tinggi dari ibu, anak non-depresi yang meperoleh dukungan rendah volume hippocampus-nya 9,2 persen lebih kecil.
Sementara itu anak-anak penderita depresi yang memperoleh dukungan tinggi memiliki volume 6,2 persen lebih kecil, kemudian yang memperoleh dukungan rendah memiliki 10,6 persen lebih kecil.
Penelitian tersebut dipublikasikan dalam jurnal Proceeding of National Academy of Sciences.
1 komentar:
entri untuk hari ini, gravy mudah..
Post a Comment and Don't Spam!
terima kasih atas kunjungan anda...